Rabu, 07 Oktober 2015

Cerita Fabel:Semut dan Belalang



Pada zaman dahulu di sebuah sarang hiduplah sekelompok semut yang ramah,dan sekelompok belalang yang jahat.Jika musim panas tiba para semut mencari makanan setiap hari untuk kebutuhan mereka jika musim dingin tiba.

Pada suatu hari waktu para semut mencari makanan tiba-tiba,sang Raja Semut memerintahkan mereka untuk berhenti mencari makan.”Para rakyatku hari sudah mulai petang,mari kita pulang”kata sang Raja.”Baiklah Raja”jawab rakyat semut ,Kemudian mereka pulang tetapi,diperjalanan mereka bertemu dengan musuh mereka yaitu Belalang.Setelah melihat para semut Belalang pun saling berbisik. “Bagaimana kalau kalian berbagi sedikit makanan pada kami”tanya Raja Belalang pura-pura sedih.Raja Semut pun berpikir “Ya tentu saja,aku akan membagi makanan ini untukmu”kata Raja Semut.Raja Semut memerintahkan rakyatnya untuk membagi tetapi,Sang Raja Belalang hanya mau mengambil makanan itu sendiri.Kemudian semua rakyat Belalang sudah menerima makanan masing-masing dan mereka akhirnya pulang.

Tetapi waktu para semut sampai dirumah mereka tiba-tiba terkejut bahwa rumah mereka hancur dan penyimpanan makanan mereka juga habis. “Ini semua pasti gara-gara para belalang yang jahat itu”kata salah satu semut.Mereka akhirnya datang ke sarang belalang dan bertanya “Apakah kau yang merusak rumah kami” tanya raja semut. “Ya tentu saja hahahhaha…”jawab Raja Belalang.

Setelah mereka saling menyerang datanglah seekor burung gagak.Merekapun berlari-lari kesana kemari dengan bingungnya.Akhirnya mereka bekerja sama untuk mengalahkan sang burung.

Akhirnya sejak kejadian itu para belalang meminta maaf kepada para semut,dan mereka hidup tentram dan bahagia

Cerita Fabel:Mujair dan Gurame



Pada suatu hari di sebuah sungai hiduplah 2 kelompok ikan,yaitu ikan mujair dan ikan gurame.Keduanya memiliki sifat yang sama yaitu baik hati dan suka tolong menolong.Tetapi,ada juga yang memilik sifat buruk yaitu nenek gurame.

Sehingga pada suatu hari anak mujair dan anak gurame bermain bersama dengan riangnya sampai-sampai mereka lupa waktu kalau hari sudah mulai malam. Sehingga ibu dan bapak mereka merasa cemas,lalu keluarga keduanya pun berkumpul untuk mencari anak-anak mereka yang dikira telah hilang.Nenek gurame pun berbicara “Ini semua pasti gara-gara anakmu yang nakal itu (sambil menunjuk kearah ibu mujair)”kata nenek gurame.”Ibu mengapa ibu bilang seperti itu,tidak baik marah-marah jika keadaannya sedang begini”pungkas Ayah Gurame. “Yasudah kalau begitu kita lebih baik berpencar saja”tambah Ibu Gurame.Mereka pun berpencar  tetapi,sudah hampir 2jam mereka belum juga menemukannya. 

Hampir  3 jam mereka belum juga menemukannya,lalu Nenek Gurame mendengar suara anak-anak dari kejauhan,kemudian Nenek Gurame mendekati suara itu dan ia pun menemukan anak-anak itu.”Dari mana saja kalian kami mencari kalian hampir 3 jam tapi  kalian masih saja main disini tidak pulang-pulang,apa kalian tidak tahu bahwa hari semakin malam!”kata Nenek Gurame geram.”Maaf nenek kami tidak sadar bahwa hari telah malam karena kami sedang bermain sangat seru sekali” jawab anak-anak.”Yasudah marti kita pulang”kata nenek gurame.Mereka akhirnya pulang dan anak gurame bercerita bahwa yang tidak pulang adalah anak gurame karena permainannya seru sekali.

Akhirnya Nenek Gurame sadar bahwa Keluarga Mujair tidak sejahat apa yang dipikirnya selama ini dan ia meminta maaf  kepada semua keluarga Mujair dan mereka hidup tentram dan bahagia.

Benteng Willem II Ungaran

Benteng Willem II ( Benteng Oengaran ) adalah sebuah benteng peninggalan Belanda yang berada di Ungaran. Benteng Willem II Ungaran yang di buat oleh Belanda serta didirikan pada tahun 1786. Benteng Willem II juga menjadi salah satu ikon Kota Ungaran Kabupaten Semarang.
Benteng Willem II Ungaran. terletak di Tengah Kota Ungaran (terkenal dengan nama Benteng Ungaran/ Diponegoro) tepat pinggir jalan Semarang-Solo, di depan kantor DPRD kota Ungaran. Benteng ini juga memainkan peran dalam sejarah Indonesia, karena di benteng ini Diponegoro dipenjara sambil menunggu diasingkan ke Makassar.

Sejarah

Fort De Ontmoeting pada tahun 1933
benteng ini didirikan untuk memperingati pertemuan bersejarah antara Pakubuwono II dengan Gubernur Jendral Van Imhoff pada 11 Mei 1746, Ketika penguasa Kraton Mataram Paku Buwono II dipindahkan dari Kartosuro ke Surakarta (Solo). Ketika kraton baru dibangun Benteng "The Generosity " didirikan di depannya. Pada 11 Mei 1746 Gubernur Jenderal Baron van Imhoff Gustavus tiba di Ungaran untuk melakukan pertemuan dengan Pakubuwono II. Untuk memperinati peristiwa dibangun benteng di Ungaran bernama "Fort Outmoeting" ("yang berarti Rapat"). Jalan antara Semarang dan Keraton Surakarta di itu sangat penting sehingga dilindungi dengan benteng verschillende. Benteng memiliki kaki dibangun kembali pada tahun 1786.
Pada September 1811 Umum JW Janssens pensiun di benteng ini Ketika Dia harus melarikan diri untuk tentara Inggris yang menaklukkan Jawa di bawah komando Mayor Jenderal Auchmuty. Tempat itu disebut Oenarang pada masa itu. Beberapa hari kemudian, Janssens Umum menyerah di Tuntang dekat Salatiga. Jalan antara Semarang dan Jawa Tengah selalu leg penting, karena memberikan akses Mataram menuju laut melalui pelabuhan penting dari Semarang. Jalan itu digunakan oleh Rijklof Juga dari Goens Ketika Dia Bepergian sebagai utusan dari Hindia Belanda (VOC) ke Mataram untuk memberikan penghormatan kepada penguasa Amangkurat 1 pada khususnya.
Pada tahun 1849, tanpa perlawanan berarti benteng itu diserahkan ke Inggris karena Jawa waktu itu dikuasai Inggris. Sejak itulah bangunan itu dijadikan rumah istirahat untuk proses penyembuhan pasien. Maka saat itu diangkatlah seorang perwira kesehatan untuk memimpin misi kemanusiaan itu. Karena memang bukan rumah sakit, sehingga bentuk dan struktur bangunan tidak seperti umumnya Rumah sakit.
Dalam perjalanannya setelah masa kemerdekaan Indonesia, Benteng ini dimanfaatkan sebagai asrama polisi.

Keadaan saat ini

 Pada saat ini benteng digunakan sebagai perumahan bagi 16 keluarga. Kabupaten Semarang telah memutuskan bahwa bangunan akan dikembalikan pada tahun 2007 untuk menjadi sebuah museum lokal. Keluarga akan dibeli dengan kompensasi 20 juta rupiah . Mereka berharap keluarga akan meninggalkan benteng pada bulan Juni 2007. Sebuah studi kelayakan akan dilakukan untuk pemulihan dan konversi benteng ke museum Nama "William II" telah Mengingat ke benteng pada abad ke-19. Mungkin konsisten pembentukan garis pertahanan Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch.Benteng memang direnovasi pada bulan Juni 2007, tetapi tidak ada perabot museum, karena ada konflik tentang hak milik. Polisi telah menggunakan benteng selama bertahun-tahun untuk rumah stafnya mengklaim bahwa mereka adalah pemilik bangunan. Pada tahun 2008, pemerintah kabupaten Semarang mengalokasikan Rp 1,53 miliar untuk renovasi benteng , ketika konflik kepemilikan bangunan pecah . Telah ditetapkan bahwa Polri memang pemilik sah bangunan. Mereka menuntut kompensasi. Sementara itu, gedung kosong tidak cukup membaik.

Selasa, 06 Oktober 2015

Cerita Fabel:Panda dan Monyet

Pada zaman dahulu di hutan belantara hiduplah seekor Panda yang bernama Pindi dan seekor Monyet yang bernama Monki.Panda mempunyai sifat yang baik hati,tetapi Monyet memiliki sifat yang buruk yaitu suka mencuri tanaman orang lain.
Beberapa lagi Monki akan berulang tahun,Pindi sang sahabat pun ikut senang mendengar hal itu lalu,ia menanam buah pisang yang sangat banyak untuk diberikan kepada si monyet.Pada suatu hari si monyet datang ke rumah Pindi untuk memberikan undangan ulang tahunnya tetapi,pada waktu itu Pindi tidak ada dirumah sehingga Monki mencarinya disekitar rumah "mungkin saja dia sedang berada di kebun"kata Monki. Tiba-tiba Monki terkejut melihat kebun yang penuh dengan tanaman pisang "aku akan memakan semua pisang ini!"gumam Monki.Setelah semua pisang habis,Monki pulang dan di jalan dia bertemu dengan si panda dia pun berkata "Monki ini undangan ulang tahunku untukmu!"kata Monki,"Iya terima kasih telah mengundangku"jawab Pindi ramah.
Keesokan harinya Pindi akan memetik buah pisangnya.Akan tetapi,dia terkejut melihat kebunnya yang pisangnya sudah hilang semua.Sore harinya Pindi datang ke rumah si monyet dan tidak membawa apa-apa."Apakah kamu tidak memberiku kado" tanya Monki,"Maaf Monki aku sudah menyiapkan kado berupa pisang yang sangat banyak,tetapi waktu aku akan memetiknya ternyata telah dicuri oleh seseorang"jawab Pindi sedih.Mendengar hak itu Monki pun terkejut ternyata yang telah ia curi itu adalah kado yang akan dia terima,"Maafkan aku Monki yang telah mencuri pisang itu adalah aku"pungkas Pindi."Yasudah tidak apa-apa itu kan akan ku berikan padamu juga!"jawab Pindi .Setelah itu mereka saling berpelukan.
Akhirnya Monki berjanji tidak akan mencuri tanaman lagi dan sejak saat itu mereka hidup tenang.