Benteng Willem II Ungaran. terletak di Tengah Kota Ungaran (terkenal dengan nama Benteng Ungaran/ Diponegoro) tepat pinggir jalan Semarang-Solo, di depan kantor DPRD kota Ungaran. Benteng ini juga memainkan peran dalam sejarah Indonesia, karena di benteng ini Diponegoro dipenjara sambil menunggu diasingkan ke Makassar.
Pada saat ini benteng digunakan sebagai perumahan bagi 16 keluarga. Kabupaten Semarang telah memutuskan bahwa bangunan akan dikembalikan pada tahun 2007 untuk menjadi sebuah museum lokal. Keluarga akan dibeli dengan kompensasi 20 juta rupiah . Mereka berharap keluarga akan meninggalkan benteng pada bulan Juni 2007. Sebuah studi kelayakan akan dilakukan untuk pemulihan dan konversi benteng ke museum Nama "William II" telah Mengingat ke benteng pada abad ke-19. Mungkin konsisten pembentukan garis pertahanan Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch.Benteng memang direnovasi pada bulan Juni 2007, tetapi tidak ada perabot museum, karena ada konflik tentang hak milik. Polisi telah menggunakan benteng selama bertahun-tahun untuk rumah stafnya mengklaim bahwa mereka adalah pemilik bangunan. Pada tahun 2008, pemerintah kabupaten Semarang mengalokasikan Rp 1,53 miliar untuk renovasi benteng , ketika konflik kepemilikan bangunan pecah . Telah ditetapkan bahwa Polri memang pemilik sah bangunan. Mereka menuntut kompensasi. Sementara itu, gedung kosong tidak cukup membaik.Sejarah
benteng ini didirikan untuk memperingati pertemuan bersejarah antara Pakubuwono II dengan Gubernur Jendral Van Imhoff pada 11 Mei 1746, Ketika penguasa Kraton Mataram Paku Buwono II dipindahkan dari Kartosuro ke Surakarta (Solo). Ketika kraton baru dibangun Benteng "The Generosity " didirikan di depannya. Pada 11 Mei 1746 Gubernur Jenderal Baron van Imhoff Gustavus tiba di Ungaran untuk melakukan pertemuan dengan Pakubuwono II. Untuk memperinati peristiwa dibangun benteng di Ungaran bernama "Fort Outmoeting" ("yang berarti Rapat"). Jalan antara Semarang dan Keraton Surakarta di itu sangat penting sehingga dilindungi dengan benteng verschillende. Benteng memiliki kaki dibangun kembali pada tahun 1786.
Pada September 1811 Umum JW Janssens pensiun di benteng ini Ketika Dia harus melarikan diri untuk tentara Inggris yang menaklukkan Jawa di bawah komando Mayor Jenderal Auchmuty. Tempat itu disebut Oenarang pada masa itu. Beberapa hari kemudian, Janssens Umum menyerah di Tuntang dekat Salatiga. Jalan antara Semarang dan Jawa Tengah selalu leg penting, karena memberikan akses Mataram menuju laut melalui pelabuhan penting dari Semarang. Jalan itu digunakan oleh Rijklof Juga dari Goens Ketika Dia Bepergian sebagai utusan dari Hindia Belanda (VOC) ke Mataram untuk memberikan penghormatan kepada penguasa Amangkurat 1 pada khususnya.
Pada tahun 1849, tanpa perlawanan berarti benteng itu diserahkan ke Inggris karena Jawa waktu itu dikuasai Inggris. Sejak itulah bangunan itu dijadikan rumah istirahat untuk proses penyembuhan pasien. Maka saat itu diangkatlah seorang perwira kesehatan untuk memimpin misi kemanusiaan itu. Karena memang bukan rumah sakit, sehingga bentuk dan struktur bangunan tidak seperti umumnya Rumah sakit.
Dalam perjalanannya setelah masa kemerdekaan Indonesia, Benteng ini dimanfaatkan sebagai asrama polisi.
Keadaan saat ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar